Senin, 06 Februari 2012


Hujan dalam bahasa Arab bisa berarti;

‘Mathor’ yaitu sesuatu yang diturunkan dari langit berupa air atau batu...

ﻭَﺃَﻣْﻄَﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢ ﻣَّﻄَﺮًﺍ ۖ ﻓَﺎﻧﻈُﺮْ ﻛَﻴْﻒَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺎﻗِﺒَﺔُ ﺍﻟْﻤُﺠْﺮِﻣِﻴﻦَ ﴿٨٤﴾
“Dan kami turunkan hujan kepada mereka, maka perhatikanlah bagaimana akibatnya orang-orang yang berdosa.”
(QS.Al Araf:84).

ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﻣْﺮُﻧَﺎ ﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ﻋَﺎﻟِﻴَﻬَﺎ ﺳَﺎﻓِﻠَﻬَﺎ ﻭَﺃَﻣْﻄَﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺣِﺠَﺎﺭَﺓً ﻣِّﻦ ﺳِﺠِّﻴﻞٍ ﻣَّﻨﻀُﻮﺩٍ ﴿٨٢﴾
“Maka tatkala datang azab kami, kami jadikan yang sebelah atas ke sebelah bawah dan kami hujani dengan batu berapi bertubi-tubi.”
(QS.Hud:82)



Atau berati ‘Ghoits’ yaitu air hujan.

ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳُﻨَﺰِّﻝُ ﺍﻟْﻐَﻴْﺚَ ﻣِﻦ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﻗَﻨَﻄُﻮﺍ ﻭَﻳَﻨﺸُﺮُ ﺭَﺣْﻤَﺘَﻪُ ۚ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻮَﻟِﻲُّ ﺍﻟْﺤَﻤِﻴﺪُ ﴿٢٨﴾
“Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka putus asa, dan Dia tebarkan rahmatNya, dan Dialah Maha Pemurah lagi Maha Pelindung.”
(QS.Asysyura:28)



Atau berarti ‘Air yang diturunkan dari langit’.

ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺟَﻌَﻞَ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ ﻓِﺮَﺍﺷًﺎ ﻭَﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀَ ﺑِﻨَﺎﺀً ﻭَﺃَﻧﺰَﻝَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻣَﺎﺀً ﻓَﺄَﺧْﺮَﺝَ ﺑِﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺜَّﻤَﺮَﺍﺕِ ﺭِﺯْﻗًﺎ ﻟَّﻜُﻢْ ۖ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﺠْﻌَﻠُﻮﺍ ﻟِﻠَّـﻪِ ﺃَﻧﺪَﺍﺩًﺍ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ ﴿٢٢﴾
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah- buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu- sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”
(QS.Al Baqarah:22)

ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﻧﺰَﻝَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻣَﺎﺀً ﻓَﺄَﺧْﺮَﺟْﻨَﺎ ﺑِﻪِ ﻧَﺒَﺎﺕَ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻓَﺄَﺧْﺮَﺟْﻨَﺎ ﻣِﻨْﻪُ ﺧَﻀِﺮًﺍ ﻧُّﺨْﺮِﺝُ ﻣِﻨْﻪُ ﺣَﺒًّﺎ ﻣُّﺘَﺮَﺍﻛِﺒًﺎ ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺨْﻞِ ﻣِﻦ ﻃَﻠْﻌِﻬَﺎ ﻗِﻨْﻮَﺍﻥٌ ﺩَﺍﻧِﻴَﺔٌ ﻭَﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻣِّﻦْ ﺃَﻋْﻨَﺎﺏٍ ﻭَﺍﻟﺰَّﻳْﺘُﻮﻥَ ﻭَﺍﻟﺮُّﻣَّﺎﻥَ ﻣُﺸْﺘَﺒِﻬًﺎ ﻭَﻏَﻴْﺮَ ﻣُﺘَﺸَﺎﺑِﻪٍ ۗ ﺍﻧﻈُﺮُﻭﺍ ﺇِﻟَﻰٰ ﺛَﻤَﺮِﻩِ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺛْﻤَﺮَ ﻭَﻳَﻨْﻌِﻪِ ۚ ﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺫَٰﻟِﻜُﻢْ ﻟَﺂﻳَﺎﺕٍ ﻟِّﻘَﻮْﻡٍ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﴿٩٩﴾
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh- tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh- tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun- kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda- tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”
(QS.Al An'am:99).



Wallahu A’lam... :)
Read More

0
PEMBENTUKAN HUJAN

Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan..

Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.

Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,

"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)

TAHAP KE-1:


"Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."

Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

TAHAP KE-2:

“...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP KE-3:

"...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."

Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:

"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)

Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:
Read More

Rabu, 01 Februari 2012

0
ALLAH



Mengapa Allah ciptakan siang dan malam??

Karna Allah ingin kita memahami arti penglihatan

Mengapa Allah ciptakan kemarau dan penghujan??

Karna Allah ingin kita mempelajari nikmatnya air

Mengapa Allah ciptakan Gurun dan Salju ???

Karna Allah ingin mengajari kita bagaimana caranya bertahan

Mengapa Allah ciptakan petir dan pelangi ???

Karna Allah ingin menunjukkan makna keindahan

Mengapa Allah ciptakan darat dan lautan ???

Karna Allah ingin menunjukkan tentang eksplorasi kebermanfaatan

Mengapa Allah ciptakan adam dan hawa ???

Karna Allah ingin kita mengerti arti melengkapi

Mengapa Allah ciptakan pahala dan dosa ???

Karna Allah ingin memberitahu kita tentang konsekuensi perbuatan

Mengapa Allah ciptakan malaikat dan syaitan ???

Karna Allah ingin memahamkan kita tentang pengawasan

Mengapa Allah ciptakan Surga dan Neraka ???

Karna Allah ingin kita belajar tentang hasil akhir

Allah ciptakan perbedaan bukan untuk dibandingkan kelemahannya
Allah ciptakan perbedaan agar semua lebih terasa
Agar kita bisa lebih menghargai yang dimiliki
Agar kita bisa lebih mensyukuri yang telah diberi
Agar kita bisa mendapatkan hikmah diantara keduanya
Agar kita bisa membuatnya bekerjasama dan saling menyangga
Agar kita bisa belajar menerima dan melepaskan

Agar kita sadar bahwa yang abadi hanyalah Allah

Read More

0
Kekuatan Alquran yang Terlupakan



Oleh: Tarmizi Taher
(Ketua Dewan Direktur Center for Moderate Muslim)

Negeri ini sedang proses tumbuh dan berkembang. Perubahan yang terjadi terbukti tidak hanya bersifat fisik material, tetapi juga menyeret perubahan pada norma dan nilai. Kadangkala, nilai dan norma itu hanya sekadar dikemas dalam slogan indah, seperti demokratisasi, keterbukaan, dan hak asasi manusia.

Modernitas adalah proses pertumbuhan dan perubahan yang sudah kita jalani selama hampir tiga dasawarsa. Kita harus berani menolak hal-hal yang membawa kebobrokan moral, hedonisme, dan kekerasan. Hal seperti itu tentu sangat mengancam masa depan bangsa kita.

Bila jalan hidup kita lupa dan tidak berpegangan dengan kokoh pada Alquran, perubahan nilai yang akan mengesahkan segala nilai baru yang masuk tentu akan membawa akibat yang buruk. Oleh karena itu, kita harus mempelajari dan memahami Alquran serta sejak dini mengajarkannya kepada generasi baru.

Orang tua yang berhasil memenuhi segala keperluan material anak, tetapi melupakan tugas mendasar mendidik anak-anaknya, terbukti harus membayarnya dengan mahal. Sebab, anaknya sering menjadi anak yang gagal dalam aspek material dan spiritual.

Di samping itu, rumah ibadah kita harus sudah selayaknya disuburkan dengan pengajaran Alquran dan juga ibadah shalat. Karena agama kita sangat mendorong pada kemajuan, nalar, dan pendidikan; selain sebagai tempat persemaian pemahaman Alquran, masjid atau mushala sebaiknya juga digunakan untuk menunjang pendidikan.

Rumah ibadah tak hanya dibangun dengan bentuk yang indah, menarik, sejuk, dan nyaman. Akan tetapi, yang penting, bagaimana anak-anak muda menyukainya sebagai tempat belajar yang menyenangkan. Rumah ibadah yang tidak bersih sesungguhnya bertentangan dengan kaidah dan tuntunan agama yang menyerukan kebersihan.

Umat Islam perlu mengingat, dulu Timur Tengah jahiliyah yang tak dikenal dalam peta sosial ataupun peradaban besar umat manusia di mana pun; hanya dalam waktu kurang dari 50 tahun telah berhasil menciptakan peradaban baru yang gemilang. Peradaban baru dari agama Islam itu kemudian menjadi inspirasi hidup kemanusiaan, keadilan, egaliter, dan antifeodalisme. Dengan pedoman Alquran pula, umat manusia mula-mula belajar empirisme, melatih kebiasaan pembuktian, menjauhi syirik, dan membuat landasan penting bagi pengembangan sains dan ilmu pengetahuan.

Dalam ayat-ayat Alquran, manusia berkali-kali didorong untuk bepergian meninggalkan tempat kelahiran, termasuk juga perintah menunaikan haji bagi mereka yang mampu. Ajaran ini secara tidak langsung menciptakan lalu lintas perdagangan lokal, regional dan global, tourisme , dan berbagai ekspedisi ilmu pengetahuan. Berbagai contoh itu menunjukkan bahwa kitab suci tidak membuat umat menjadi statis. Justru, Alquran menjadikan manusia dinamis, suka mengembara, berekspedisi mencari ilmu, serta melakukan perdagangan demi kesejahteraan diri dan masyarakatnya.

Alquran bukan sekadar kutipan para ulama dan dai dalam ceramah saja, tetapi menjadi petunjuk kehidupan umat manusia. Umat manusia pada masa depan harus semakin mampu mengamalkan ajaran kitab suci. Merupakan sebuah perbuatan yang agak sia-sia jika ayat suci Alquran terus disuarakan di mana-mana, tetapi akhlak tidak semakin baik. Begitu juga semakin memperbesar dosa jika kita cuma rajin melombakan tilawatil Alquran, tetapi akhlak dan moral kita semakin melorot ke bawah.


Pengawas
Manusia sudah seharusnya menjadikan Allah sebagai Maha Pengawas atas segala aktivitas yang dilakukan. Jika tidak merasa ada pengawas dalam diri, tindakan korupsi dan manipulasi hukum dengan mudahnya dapat dilakukan. Kita tentu tak lupa, sejak kecil diajarkan bahwa dosa yang terjadi dalam bentuk sekecil dan sependek waktu apa pun tidak akan terlewat dari pencatatan malaikat yang nantinya wajib dipertanggungjawabkan oleh yang melakukannya.

Dengan penghayatan dan pengamalan Alquran secara mendalam, kita juga dapat menumbuhkan keadilan, persamaan, dan kejujuran untuk kemanusiaan secara terus-menerus. Nilai-nilai yang menjadi fungsi dan isi bacaan-bacaan Alquran seperti itulah yang harus dikembangkan pada masa sekarang dan akan datang.

Alquran tidak hanya bermuatan sejarah dan hukum. Ajaran tentang spirit kemajuan dan kerukunan, larangan merusak rumah ibadah, serta larangan memaksa agama adalah pelajaran yang juga tertera secara jelas dalam Alquran. Itu semua merupakan ajaran yang amat modern di era globalisasi dan era informasi sekarang ini.

Kemajemukan adalah ciri umat manusia zaman modern. Masyarakat yang dikehendaki oleh Alquran adalah masyarakat majemuk. Jadi, bukan sekadar masyarakat monolitik (tunggal). Hal itu dengan tegas dinyatakan Alquran dalam surah Yunus ayat 99, yang dengan jelas menyatakan bahwa Allah yang Mahakuasa, apabila menghendaki, sangat mudah untuk menjadikan semua orang beriman kepada-Nya .

Sejatinya, di negeri ini, kita suburkan solidaritas dan toleransi. Akan tetapi, bukan solidaritas dan toleransi terhadap korupsi dan kekerasan. Solidaritas dan toleransi merupakan perintah agama yang menjadi bingkai ajaran untuk menciptakan kerukunan. Kita harus menghormati sesama manusia yang merupakan ciptaan Allah meskipun berbeda agama. Namun, kita tidak akan hormat terhadap tindakan bermacam bentuk mafia di negeri ini.

Alquran menjelaskan bahwa semua makhluk diciptakan Allah untuk tidak menjadi sia-sia. Alquran memang ajaran yang sangat modern karena menjadi hukum bagi pelanggar hukum. Yang tatkala penting, Alquran sesuai dengan perkembangan zaman yang menuntut adanya solidaritas, toleransi, sikap saling menghormati, dan peduli kepada rakyat kecil, tetapi bukan peduli pada tindakan mafia yang besar ataupun kecil. Wallahualam .
Read More

0
Sejarah Islam Ditulis Dengan Hitamnya Tinta Ulama Dan Merahnya Darah Syuhada. –Abdullah Azzam--


Bagi kita, para aktivis tentu menyadari bahwa menulis merupakan salah satu cara menyampaikan ide-ide, pemikiran kepada masyarakat. Menulis menjadi salah satu media dakwah. Karena kitapun tahu, media informasi, kini dijadikan alat untuk meracuni pikiran orang-orang dunia.

Tidak semua memang, namun tidak bisa dipungkiri, ada yang berwajah asli sebusuk itu. Ada media yang bertujuan menyesatkan fikir masyarakat. Membentuk opini sesat ditengah-tengah kita. Memberi pemahaman dan pengetahuan yang salah kaprah dan pengajaran-pengajaran yang menyimpang.

Tidak sedikit pula media yang meruntuhkan tauhid. Meretakkan akhlak. Banal. Porno. Baik itu berwajah semacam koran, majalah, tabloid, TV, buku, komik dan yang tak ketinggalan adalah layanan internet. Disana setiap orang bisa mencari apa saja, dari yang berguna sampai yang sampahpun ada.


Eksistensi media-media itu, yang memang dekat dan akrab dengan kita memungkinkannya menjadi “Sahabat” bahkan bisa jadi menjadi “guru agama” dalam berbagai macam masalah.

Cukup mengklik sebuah kata di mesin pencari Google, akan muncul ratusan macam “jawaban” atas apa yang dimaksud. Baik itu salah, ataupun benar. Tv-tv, koran-koran dan lainnyapun berkemungkinan menjadi “guru agama.”


Siapa yang mengajarkan wanita-wanita di negeri ini tentang betapa tidak masalah mempertontonkan aurat di depan khalayak? Buka sana-buka sini. Bukankah iklan terbanyak di televisi adalah tentang kosmetik? Yang semua modelnya adalah para wanita?

Siapa pula yang mengajarkan tentang “jilbab” hati? Lalu menganggapnya sebagai tahapan yang harus dilalui sebelum jilbab rambut? “kalau aku sih masih terus berproses menjilbabi hati, nantilah kalo sudah bisa dan dapat hidayah baru aku memakai jilbab tubuh.”


Tengok saja contoh “pengkafiran” akidah ummat Islam melalui kalimat “Semua agama itu benar.” Kalimat ini digaungkan lewat media dan dibaca, diresapi, dipahami, dan diakui oleh penduduk Indonesia yang mayoritas muslim ini.

Mereka, penyebar kesesatan ini tersenyum, barangkali terbahak, bagaimana tidak; Orang Muslim meyakini konsep tri in one, tuhan itu tiga; satu dalam tiga, tiga dalam satu.

Mengakui yang berarti juga mengimani tuhan para Budha, Kong Hu Cu serta agama yang lainnya. Jika begini, katakanlah akidah macam apa yang mereka tawarkan itu??


Lalu, siapa yang membentuk arus opini dan paradigma bahwa orang yang berjenggot, berceramah tentang jihad, ingin menegakkan kembali aturan Allah adalah teroris? Siapa pula yang menggiring opini setiap kali ada bom meledak dan kekerasan agama yang melakukannya adalah ISLAM? Padahal Islam dan terorisme adalah dua kata yang bertolak belakang.

Apa sebenarnya mau media menggandengkan dua kalimat ini? Apakah ini buah ketidaksengajaan? Bodoh kita jika mengatakan begitu. Betapa seringnya ketidak sengajaan itu terjadi.

Ini jelas ada konspirasi keji dibelakang semua itu. Jelas ada upaya “pembunuhan” Islam melalui media. Menumpulkannya, membentuknya menjadi Agama kekerasan. Agama teroris. Dengan begitu teracunilah otak-otak orang Islam, untuk kemudian menjadi Islam yang apatis. Orang Islam yang mati.

Orang Islam yang tidak memiliki kekuatan. Orang Islam yang membenci agamanya sendiri. Orang Islam yang banci. Orang Islam yang mengekor kepada kaum kuffar. Naudzibillah …


Media juga dipakai sebagai alat penutup kebusukan kelakukan para elit politik. Mengembor-gemborkan keberhasilan pemerintah dalam mengurusi masalah rakyat, padahal pada faktanya semua itu adalah bulshit, omong kosong?

Maka jelaslah, media memiliki kekuatan dahsyat ditengah masyarakat dalam menciptakan “arus perubahan”, terlepas apakah itu baik atau sebaliknya.


Maka kawan, jika sudah begitu, terang pula bagi kita bahwa harus ada media perlawanan yang mampu meruntuhkan hegemoni dan dominasi media-media sesat itu. Harus ada penjernih ditengah kekeruhan ide-ide. Harus ada penawar terhadap racun-racun pemikiran yang dilontarkan musuh-musuh islam itu.

Sebab jika tidak dilawan maka terus dan rerus akan semakin meluas. Perusak akhlak dan pendangkal akidah itu tidak boleh dibiarkan bergerak semakin gila. Sekali lagi harus ada perlawanan. Harus ada tulisan tanding bagi mereka.


Disinilah, tempat dimana penulis-penulis Islam Ideologis seharusnya memiliki alasan untuk tetap dan terus menulis. Mereka, para penulis ideologis ada untuk mengubah paradigma sesat orang-orang sekuler, atheis, peminis, liberal, komunis, salibis dan para korbannya. Mereka ada untuk memasukan kalimat “Tiada tuhan kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah” ke dalam pikiran dan jiwa penduduk dunia.

Selain itu, mereka juga ada untuk terus memperjuangkan dan memberikan pemahaman bahwa kelak, KEMULIAAN ISLAM yang sekarang terserak ini akan kembali tegak dan meruntuhkan hegemoni kesesatan dunia. Mereka ada sebagai pemberi kabar buruk untuk kaum barbar. Bahwa musuh Allah pasti hancur. Dan Islam pasti menang dalam wujudnya sebagai satu Negara bernama Daulah Khilafah Islamiyah.


Read More

Rabu, 25 Januari 2012

0
Al Qur'an dan Sains: Hasil penelitian bahan bangunan Piramida ungkap kebenaran Al Qur'an

Kebenaran ilmiah yang telah diterbitkan dalam abad kedua puluh satu telah disebutkan dalam Alquran sejak empat belas abad yang lalu, mari perhatikan gambar gambar ini

Dalam waktu lama para ilmuwan kebingungan karena mereka tidak mampu menemukan rahasia dari konstruksi dan bahan bangungan dan dalam waktu lama pula umat manusia memandang bahwa banguan itu adalah sebuah teka-teki yang membingungkan dalam waktu lama para penulis menyusun tulisannya tentang bangunan tersebut yang hanya sebuah legenda dan dongeng belaka namun akhirnya, kebenaran mulai muncul dan melalui penelitian ilmiah modern, yaitu piramida.


Penelitian terbaru mengatakan bahwa piramida dibangun dari tanah liat dan panas! Dan yang sangat menakjubkan adalah bahwa Alquran telah mengungkap fakta ini dengan sangat jelas sesuai dengan ungkapan Firaun saat itu. Namun sebelum ini, mari kita merenungkan apa yang para ilmuwan temukan baru-baru ini…

Dalam edisi tanggal (1 Desember 2006) Koran Amerika Times menerbitkan berita ilmiah yang mengkonfirmasi bahwa Firaun menggunakan tanah liat untuk membangun piramida! Menurut penelitian Amerika-Perancis menyebutkan bahwa batu yang digunakan untuk membuat darinya piramida, sebelumnya telah dilemparkan di bawah kayu lalu dipanaskan sehingga membentuk batu keras yang hampir normal.

Para ilmuwan mengatakan bahwa Firaun mahir dalam ilmu kimia dan mengelola tanah liat dan metode yang mereka gunakan masih menjadi rahasia dan tidak diizinkan untu diakses atasnya atau terkodifikasi pada nomor yang mereka tinggalkan. Profesor Gilles Hug, dan Michel Profesor Barsoum menegaskan bahwa Piramida yang palign besar di Giza itu terbuat dari dua jenis batu: batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual.

Dan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh majalah “Journal of American Ceramic Society” menegaskan bahwa Firaun menggunakan jenis tanah slurry Firaun untuk membangun monumen yang tinggi secara umum, dan membangun piramida pada khususnya. Karena tidak mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan Kilogram, dan inilah yang membuat Firaun menggunakan batu alam untuk membangun dasar
Piramida, dan lumpur dibakar untuk diletakkan di tempat yang paling tinggi.
Setelah berhasil mencampur lumpur kapur di tungku perapian yang dipanaskan dengan uap air garam dan berhasil membuat uap air darinya sehingga membentuk campuran tanah liat, maka akan dilakukan template diatas kayu dan dituangkan dalam tempat yang disediakan di dinding piramida.

Profesor Davidovits telah mengambil batu piramida yang terbesar untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop electron terhadap batu tersebut dan menemukan jejak reaksi cepat yang menegaskan bahwa batu terbuat dari lumpur, sedangkan ahli geologi sampai baru-baru ini, belum memiliki kemampuan untuk membedakan antara batu alam dan batu buatan dengan metode ini, tetapi hari ini mereka bisa membedakan berkat teknologi modern,

oleh karena itu professor kembali membuat batu besar dengan metode ini dalam waktu sepuluh hari.

Seorang ilmuwan Belgia Guy Demortier yang sebelumnya dalam waktu yang lama mempertanyakan keabsahab penelitian ini berkata: Setelah bertahun-tahun melakukan riset dan studi sekarang saya baru yakin bahwa piramida yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat.

Firaun dalam membangun piramida menggunakan sejumlah besar batu sampai dengan 2-2,8 juta batu, studi baru juga mengatakan bahwa beberapa arkeolog Mesir membantah bukti-bukti ilmiah baru-baru ini, dan mereka menyatakan bahwa orang Mesir kuno memiliki kemampuan mengangkat jutaan batu yang beratnya sekitar lima atau enam ribu kilogram! Itu menurut majalah Times America.


Seorang Profesor Prancis Joseph Davidovits telah melakukan eksperimen selama dua puluh tahun lamanya dan menemukan bahwa piramida dibangun dari lumpur, terutama dibagian yang tinggi piramida di mana sulit untuk menaikkan batu alam.

Ini adalah Analisis gambar secara elektronik terhadap batu Piramida terbesar seperti yang disajikan oleh situs terkenal tentang biologi.


Sebuah penelitian yang luas tentang piramida Bosnia, “Piramida Matahari” dan menjelaskan bahwa batu-batunya terbuat dari tanah liat! Ini menegaskan bahwa metode ini tersebar luas di masa lalu. (Gambar dari batu piramida).


Sebuah gambar yang digunakan dalam casting batu-batu kuno piramida matahari mengalir di Bosnia, dan kebenaran ilmiah mengatakan bahwa sangat jelas bahwa metode tertentu pada pengecoran batu berasal dari tanah liat telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dalam peradaban yang berbeda baik Rumania atau Firaun!

Keajaiban Al-Qur’an mendahului penemuan ilmiah

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an menunjukkan fakta bahwa bangunan piramida dan bangunan lain dari bangunan yang tinggi, dalam hal ini Allah berfirman:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

“Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia Termasuk orang-orang pendusta”. (Al-Qashash:38)

Dalam ayat ini menunjukkan tentang teknologi konstruksi yang digunakan untuk bangunan tinggi sebuah monumen seperti firman Allah: “buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi”

dan kata bangunan secara bahasa adalah setiap bangunan tinggi.
Teknik ini didasarkan pada lumpur dan panas seperti dalam ayat:
“Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat”

Subhanallah! Ada bukti yang menunjukkan bahwa patung-patung raksasa dan tiang-tiang yang ditemukan dalam peradaban Rumania dan yang lainnya juga dibangun dari tanah liat! Dapat dikatakan: Bahwa keajaiban Al Qur’an menunjukkan bahwa cara untuk membangun bangunan-bangunan dari tanah liat dan ini yang tidak diketahui pada waktu turunnya Alquran,

Ini berarti menunjukkan bahwa ide bangunan piramida, monumen, patung dan benda-benda antik lainnya dari tanah liat, tidak datang hanya di akhir abad dua puluh, namun Al Qur’an telah menyebutkannya sebelum empat belas abad yang lalu! Namun kenapa harus ke Firaun, karena bangunan terbesar yang dibangun dari tanah liat adalah piramida!

Siapa yang memberitahukan kepada Nabi saw berita ini?

Firaun mungkin bukanlah sosok yang telah membangun piramida ]karena ia meninggal karena tenggelam, namun ia menggunakan teknik rekayasa bangunan ketika membuat sampai monumen dan kemudian dihancurkan oleh Tuhan setelah itu, dan karenanya sebagai pintu integritas ilmiah, Al-Quran adalah kitab pertama yang mengungkapkan rahasia bangunan piramida, bukan para Ilmuwan Amerika dan Perancis.

Kita tahu bahwa Nabi Muhammad saw tidak pergi ke Mesir dan tidak pernah melihat piramida, Kisah Firaun terjadi sebelum masa Nabi saw ribuan tahun yang lalu, dan tidak ada satupun di muka bumi ini pada waktu itu yang mengtahui tentang rahasia piramida dan para ilmuwan tidak yakin bahwa Firaun menggunakan tanah liat dan panas untuk membangun monumen tinggi kecuali beberapa tahun belakangan ini, maka dari itu, bagaimana Nabi saw sebelum 1400 tahun yang lalu memberitahukan bahwa Firaun menggunakan tanah liat dan panas untuk membangun monumen.

Ayat ini sangat jelas dan kuat membuktikan bahwa nabi Muhammad saw tidaklah membawa apapun dari padanya tetapi Allah yang menciptakan Firaun dan menenggelamkannya, dan Dia pula yang menyelamatkan nabi Musa dan Dia pula yang memberitahukan kepada Nabi-Nya akan hakikat ilmiah ini, dan ayat ini menjadi saksi kebenaran kenabian beliau pada zaman modern ini! Subhanallah..

Sumber: (Arrahmah.com)
Read More

0
Di Kutub Utara ada Masjid Berdiri Kokoh




Bagaimana rasanya hidup di Kutub Utara dalam kondisi cuaca yang berubah-ubah karena Global Warming atau Pemanasan Global yang terjadi saat ini? Ajukan pertanyaan tersebut pada Mukum Sidikov, pengurus satu-satunya masjid di Kutub Utara. Saat ini, jumlah Muslim di Norilsk yang merupakan Kota paling utara di permukaan bumi , menurut Mukum Sidikov tidak kurang dari 50.000 jiwa dari 210.000 jumlah populasi yang ada di sana. Tapi sejak beberapa waktu lalu, antusiasme penduduk Muslim untuk datang ke Norilsk menurun, tidak seperti beberapa waktu sebelumnya.

Salah satu penyebabnya adalah, cuaca yang sangat buruk juga sangat mempengaruhi minat ke wilayah yang masuk bagian kutub utara ini. Akibatnya, populasi di Norilsk semakin menurun. Tidak saja kaum Muslim, tapi juga kaum lain. Bayangkan saja, cuaca di Norilsk bisa sangat dingin, sampai 50 derajat Celcius di bawah nol.


Read More