●●▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬●●
Nabi Daniel (bahasa Ibrani: דָּנִיֵּאל, Daniyyel, Dāniyyêl; bahasa Parsi: دانيال, Dâniyal atau Danial, juga disebut Dani, داني ; Arabic: دانيال, Danyal) adalah tokoh yang dicatat dalam sejarah sebagai salah seorang Nabi ataupun Utusan Allah (Tuhan) dalam tiga agama samawi (Islam, Kristian, Yahudi).
Nama Daniel yang berarti "Tuhan adalah Hakimku", Dan berarti "penghakiman atau "Dia menghakimi, "i" adalah "dari" dan "El" berarti Tuhan.
~ Kisah Daniel ~
Daniel yang hidup dimasa pembuangan bangsa Israel, mereka ditawan dan dipekerjakan dalam pemerintahan Media Persi. Daniel diangkat sebagai kepala menteri di pemerintahan Media Persi sepanjang hidupnya. Catatan kitab-kitabnya ditemukan di dalam gua di Laut Mati bersama dengan catatan nabi-nabi yang lainnya. Kisah mengenai sejarahnya juga terdapat dalam catatan sejarah Media Persi.
Nubuatnya dimulai dari Bab ke-7 sampai akhir. Seluruh nubuatannya adalah tentang akhir zaman, berbeda dengan Yesaya, Yeremia danYehezkiel yang banyak bernubuat tentang kedatangan Mesias (selain nubat akhir zaman), Daniel diberi pengelihatan (wahyu) oleh Tuhan tentang akhir zaman. Inti nubuat yang ia dapatkan adalah berupa akan ada peristiwa besar yang terjadi menjelang akhir zaman sampai dengan akhir zaman.
Suatu saat, Raja Bukhatnezar datang ke Baitul Maqdis dari negeri Syam. dia membunuh orang-orang Bani Israil dan merebut secara paksa kota Baitul Maqdis serta menawan ramai orang dari mereka. di antara mereka yang ditawan adalah Nabi Danial a.s.
Sebelumnya, Raja ini didatangi oleh para ahli nujum (peramal) dan orang-orang cendekiawan saat itu. Mereka semua mengatakan, 'pada malam ini dan ini akan dilahirkan seorang bayi yang nantinya akan menghinakan dan menghancurkan kerajaanmu.' Maka Raja itu berjanji dan bersumpah, 'Demi Allah, tak ada seorang bayi pun yang lahir pada malam itu kecuali akan aku bunuh,' di antara bayi-bayi yang lahir saat itu, hanya bayi Danial saja yang tidak dibunuh, tetapi dibuang ke hutan yang terdapat singa di dalamnya. Bayi Danial hanya sempat dijilat-jilat oleh seekor singa beserta anaknya dan tidak menyakitinya, sampai akhirnya datanglah ibunya. Saat dua binatang itu menjilatinya, maka Allah s.w.t. menyelamatkannya. Para cendekiawan daerah itu mengatakan, bahawa akhirnya Danial mengukir gambar dia beserta dua singa itu yang sedang menjilatinya, di atas batu cincinnya agar senantiasa tidak lupa akan nikmat Allah s.w.t. itu. (HR. Ibnu Abid-Dunya dengan sanad hasan).
Dalam redaksi riwayat lain disebutkan:
Ada seorang Nabi pada masa Bani Israil, jauh setelah Nabi Musa a.s. meninggal dunia, namanya Danial a.s. dia didustakan oleh kaumnya. Bahkan akhirnya dia diciduk oleh raja yang berkuasa saat itu dan dilemparkan ke kandang seekor singa yang sudah dilaparkan.
Setelah Allah s.w.t. melihat, betapa besar perasaan tawakkalnya, juga kesabarannya, hanya kerana mengharap keridhaanNya, maka Allah mencegah mulut-mulut singa itu untuk memakannya. Bahkan sampai Danial berdiri di atas kedua kakinya di hadapan singa yang sudah tunduk dan tidak lagi membahayakan. Kemudian Allah mengirim Irmiya dari Syam sehingga Danial dapat keluar dari masalah ini dan menumpas orang yang ingin membinasakannya'.
Dari Abdullah bin Abil Hudail, dia berkata: "Bukhtanashar telah melatih dua singa untuk berburu dan meletakkannya di dalam kandang. Kemudian dia menggiring Danial dan melemparkannya pada binatang tersebut. Tetapi singa itu tidak mengganggunya sama sekali. Danial pun, dengan izin Allah, untuk beberapa lama tinggal di dalam kandang. Tiba-tiba -suatu saat- dia ingin makan dan minum seperti lazimnya orang-orang. Maka Allah s.w.t. memerintahkan melalui wahyu kepada Irmiya yang saat itu berada di Syam, untuk menyediakan makanan dan minuman Danial. Maka dia berakta: "Ya Rabbi, aku sekarang berada di tanah suci (Baitul Maqdis), sementara Danial berada di kota Babilon di tanah Iraq." Lalu Allah mewahyukan lagi kepadanya: "Siapkanlah apa yang telah Aku perintahkan kepadamu. Aku akan kirim utusan yang akan membawamu ke sana beserta apa yang kau persiapkan." Akhirnya Irmiya melaksanakan perintah tersebut dan Allah mengirim utusan yang membawanya serta makanan yang dipersiapkannya. Sesampainya di depan gerbang kandang singa;
Danial berkata: "Siapa ini?"
Irmiya: "Aku Irmiya."
Danial: "Kenapa kau datang ke mari?"
Irmiya: "Aku diutus oleh Tuhanmu untuk menemuimu."
Danial: "Apakah dia menyebut namaku?"
Irmiya: "Ya."
Danial: "Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang tidak melupakan orang yang mengingatNya. Segala puji bagi Allah yang kalau ada orang bertawakkal padaNya, maka dia akan berikan kecukupan padanya. Segala puji bagi Allah yang kalau ada orang yang percaya kepadaNya, tidak akan dia pasrahkan urusannya pada yang lain. Segala puji bagi Allah yang memberikan keselamatan atas kesabaran. Segala puji bagi Allah yang telah menyingkap kesulitan kita setelah ditimpa musibah. Segala puji bagi Allah, dialah tempat kepercayaan kami, ketika kami berprasangka buruk atas amalan-amalan kami. Segala puji bagi Allah, dia tempat harapan kami, ketika semua cara tertutup di hadapan kami."
●●▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬●●
Abul ‘Aliyah rahimahullah menceritakan:”Ketika kami menaklukan kota Tustar (salah satu kota di Persia), kami mendapati di antara kekayaan istana Hurmuzan sebuah tempat tidur yang di atasnya ada jenazah seorang laki-laki yang di atas kepalanya ada Mushaf. Lalu, kami mengambil Mushaf itu dan membawanya ke hadapan ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu. Lalu ‘Umar radhiyallahu 'anhu memanggil Ka’b dan menyuruhnya untuk menyalinnya kedalam bahasa Arab. Dan akulah orang Arab pertama yang membaca Mushaf tersebut, aku membacanya seperti aku membaca al-Qur’an.”
Maka aku (perawi) berkata kepada Abul ‘Aliyah:”Apa yang ada di dalamnya?” Dia menjawab:”(di dalamnya ada) Sejarah kalian, berbagai persoalan kalian, ucapan-ucapan kalian serta apa yang terjadi setelahnya.” Lalu aku bertanya lagi:”Lalu apa yang engkau lakukan terhadap mayat yang kalian temukan tersebut?” Dia menjawab:”Kami menggali lubang kubur pada siang harinya sebanyak tiga belas lubang secara terpisah. Lalu ketika malam tiba kami kuburkan dan kami menyamakan (meratakan) seluruh kuburan tersebut dengan tujuan agar kami menyembunyikannya dari manusia agar mereka tidak menggalinya.”
Aku bertanya kepadanya:”Lalu apa yang mereka harapkan darinya?” Dia berkata:”Jika mereka tertimpa musim kemarau mereka menampakkan tempat tidur tersebut, lalu turunlah hujan.” Aku bertanya lagi:”Engkau kira siapa orang itu?” Dia menjawab:”Seseorang yang disebut-sebut bernama Danial.” “Sejak kapan engkau menemukannya dalam keadaan mati?” Tanyaku. Dia menjawab:”Sejak tiga ratus tahun yang lalu.”
Lalu aku bertanya kepadanya:”Apakah ada yang berubah pada dirinya?” Dia menjawab:”Tidak ada, kecuali beberapa helai rambut dari bagian tengkuknya. Sesunguhnya daging (jasad) para Nabi tidak hancur dilumat oleh Bumi dan juga tidak dimakan oleh binatang buas.”
Sanad hadits ini shahih sampai kepada Abul ‘Aliyah. Akan tetapi, jika tahun wafatnya tercatat dari tiga ratus tahun, maka dia bukan seorang Nabi, melainkan hanya seorang yang shalih. Karena, antara ‘Isa bin Maryam 'alaihissalam dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak ada seorang Nabi pun, berdasarkan nash yang ada dalam shahih al-Bukhari. Dan jarak antara kedua Nabi tersebut(Muhammad dan ‘Isa) adalah empat ratus tahun, ada yang mengatakan enam ratus tahun dan yang mengatakan enam ratus dua puluh tahun. Dan kemungkinan tahun wafatnya (nabi Isa) semenjak delapan ratus tahun, dan ia dekat dengan masa Danial.
Dan Jika keadaan Danial sama seperti kenyataan yang disebutkan (wafat sejak sekitar 300 tahun), maka mungkin ia (mayat itu) orang lain dari kalangan Nabi atau orang shalih. Tetapi dugaan yang paling kuat ia adalah Danial, karena Danial telah ditangkap oleh raja Persia dan tinggal di sana dalam keadaan terpenjara.
Diriwayatkan dengan sanad yang shahih kepada Abul ‘Aliyah:”Bahwa panjang hidungnya satu jengkal.” Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu dengan sanad jayyid bahwa panjang hidungnya satu hasta. Sehingga kemungkinan ia adalah salah seorang dari kalangan Nabi terdahulu sebelum masa-masa ini.
Wallohu A’lam.
Ibnu Abid Dunya, dari Abdurrahman bin Abuz Zanad dari ayahnya, dia bercerita:”Aku pernah melihat di tangan Abi Burdah bin Abu Musa al-Asy’ari radhiyallohu 'anhu terdapat sebuah cincin, yang pada mata cincinya diukir gambar seorang laki-laki diantara dua singa yang sedang menjilati orang tersebut.”
Abu Burdah mengemukakan:”Cincin tersebut adalah milik orang yang sudah menjadi mayat itu, yang penduduk negeri ini mengklaimnya sebagai Danial. Kemudian Abu Musa mengambil cincin itu pada saat pemakamannya.”
Abu Burdah mengatakan:”Kemudian, Abu Musa radhiyallahu 'anhu bertanya kepada ulama negeri tersebut mengenai pelukisan cincin tersebut?” Maka, mereka menjawab:”Sesungguhnya, raja yang Danial berada dalam kekuasaannya pernah didatangi oleh ahli nujum (dukun dan tukang ramal), lalu mereka berkata kepada raja tersebut:”Sesungguhnya, pada malam sekian dan sekian dilahirkan seorang anak laki-laki yang akan merongrong dan menghancurkan kerajaanmu.” Raja itu berkata:”Demi Allah, tidak ada anak kecil laki-laki pada malam tersebut kecuali aku akan membunuhnya.” Hanya saja mereka menangkap Danial, lalu mereka melemparkannya ke dalam kumpulan singa. Dan ternyata singa itu menjilatinya dan tidak membahayakannya. Kemudian, ibunya datang, lalu dia mendapati kedua singa itu menjilatinya. Sehingga dengan demikian, Allah menyelamatkannya melalui hal tersebut.”
Abu Burdah menceritakan, Abu Musa berkata:”Para ulama nergeri tersebut berkata:”Maka, Danial mengukir gambarnya dan gambar kedua singa yang sedang menjilatinya pada mata cincin, agar dia tidak lupa akan nikmat Alloh dalam masalah tersebut.” sanad hadits ini hasan.
Save Page URL
Terimakasih sudah membaca artikel KISAH NABI DANIAL dengan URL https://oase-fiza.blogspot.com/2012/01/kisah-nabi-danial.html. Sempatkan juga untuk membaca artikel-artikel menarik lainnya.
0 komentar:
Tulis komentar anda untuk artikel KISAH NABI DANIAL di atas!