Minggu, 08 Januari 2012

Mengapa Harus Belajar Bahasa Arab

بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

Yang amat disayangkan dari sikap sebagian kaum muslimin adalah kesenangan dan kebanggaan mereka terhadap apa-apa yang datang dari orang-orang kafir dan menganggapnya simbol kemajuan, termasuk diantaranya adalah kebanggaan ketika mereka bisa menguasai bahasa mereka, yakni bahasa inggris. Mereka dengan bangganya memutar-mutar dan membelak-belokkan mulut seperti sapi ketika makan rumput ketika berbicara dengan bahasa Inggris disertai kebodohannya dalam bahasa Al-Quran, yakni bahasa Arab. Seolah kehidupan bagi mereka hanyalah kehidupan dunia saja, dengan begitu mereka ingin menguasainya untuk mendapatkan secuil harta dan kesenangan duniawi.

Padahal dengan Al-Quran-lah kita mendapat petunjuk, hidayah dari Allah sehingga selamat dari kegelapan dunia maupun akhirat. Jika kita tidak mampu menguasai bahasa Arab, lalu bagaimanakah kita bisa mendapat petunjuk sedang kita tidak faham maknanya?? Mungkin sebagian menjawab “Bukankah sudah ada terjemahan Al-Quran?”, saya jawab; bahwa terjemahan Al-Quran banyak menimbulkan kesalahan pahaman bagi pembacanya yang justru dapat menyebabkan kesesatan. Menguasai bahasa Arab saja bukan jaminan anda bisa memahami Al-Quran secara langsung, apalagi cuma memakai terjemahan.


Maka dari itu hendaklah kaum Muslimin mengambil bahasa Arab dikarenakan perkara-perkara berikut;

Yang pertama adalah karena bahasa arab adalah bahasa Al-Quran dan Hadist Rasul Saw, adanya bahasa Arab digunakan untuk bahasa Al-Quran menunjukkan keagungan bahasa Arab, dan karena Al-Quran tidak diturunkan hanya untuk orang Arab saja tetapi kepada seluruh manusia (Hudan lin-naas), maka dengan demikian bahasa Arab tidak diperuntukkan bagi orang Arab saja tetapi untuk seluruh umat manusia, dan dengan demikian menjadi bahasa universal bagi kaum muslimin.

وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً وَهَذَا كِتَابٌ مُصَدِّقٌ لِسَانًا عَرَبِيًّا لِيُنْذِرَ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَبُشْرَى لِلْمُحْسِنِينَ

[Al-Ahqaf 12]: Dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ

[Fusshilat 44]: Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.”

Jelaslah dari ayat-ayat diatas bahwa Al-Quran yang berbahasa Arab adalah untuk “memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”, dan merupakan “petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin” entah ia dari bangsa Arab maupun tidak.


Yang kedua; karena Al-Quran dan Hadist menggunakan bahasa Arab, sedang keselamatan kita di dunia dan akhirat, perkara agama dan dunia kita, tata cara beribadah kita bergantung kepada memahami keduanya, maka mempelajari bahasa Arab adalah sebuah keharusan, dan dengan demikian mempelajari bahasa Arab termasuk perkara agama. Sahabat Umar berkata;

عن عمر رضي الله عنه أنه قال تعلموا العربية فإنها من دينكم وتعلموا الفرائض فإنها من دينكم

Belajarlah kalian bahasa Arab karena ia termasuk dalam agamamu. Dan belajarlah Far’idl karena ia termasuk dalam agamamu.

Ia merupakan kunci untuk menguasai ilmu agama, seperti kata pepatah “Jika hendak menguasai suatu ilmu maka kuasailah bahasanya”. Sahabat Umar menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ary;

عن عمر أنه كتب تعلموا العربية وتفقهوا في الدين و أحسنوا عبارة الرؤيا عن
Belajarlah bahasa Arab dan belajarlah agama dan baguskanlah ta’wil mimpi.

Ibnu Taimiyyah berkata;
فإن نفس اللغة العربية من الدين ومعرفتها فرض واجب فإن فهم الكتاب والسنة فرض ولا يفهم إلا بفهم اللغة العربية وما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب

Bahasa Arab itu sendiri termasuk kedalam agama, dan mengetahuinya Fardlu dan wajib, dikarenakan memahami Kitab dan Sunnah adalah Fardlu dan keduanya tidak dapat dipahami kecuali dengan bahasa Arab, sedang perkara (Bahasa Arab) yang perkara wajib (memahami Kitab dan Sunnah) tidak dapat sempurna dengannya adalah wajib.

Maka barang siapa hendak selamat dari kegelapan Dunia dan Akhirat, hendaklah ia belajar bahasa Arab sebagai wasilah untuk belajar agama Islam.


Yang ketiga; dikarenakan bahasa Arab berhubungan dengan memahami ajaran agama; Al-Quran dan Hadist, maka orang yang enggan mempelajarinya berarti orang yang tidak punya kepedulian terhadap agamanya, dan yang demikian merupakan sifat orang munafik.

Sedang orang-orang yang punya minat tinggi dalam beragama tentunya akan mempunyai semangat dalam mempelajarinya. Adapun terjemahan bahasa Arab, maka tidak dianjurkan kecuali untuk sekedar memudahkan atau karena terpaksa. Terbukti bagaimana terjemahan injil bisa menjadi bermacam-macam dan berubah-ubah ketika diterjemahkan kedalam macam-macam bahasa. Begitu juga terjemahan Al-Quran maupun Hadist banyak yang sulit sesuai dengan maksud aslinya karena sulitnya menyesuaikan diantara dua bahasa.


Yang keempat adalah karena bahasa Arab merupakan Syi’ar Islam. Sholat, Adzan, membaca Al-Quran, semua menggunakan bahasa Arab dan tidak boleh diganti dengan selainnya. Karena itu Sahabat Umar berkata;

عن عمر قال من كان يحسن أن يتكلم بالعربية فلا يتكلم بالفارسية فإنه يورث النفاق

Dari Sahabat Umar, Rasulullah bersabda; barang siapa bagus dalam berbicara dengan bahasa Arab maka janganlah berbicara menggunakan bahasa Farsi karena ia menyebabkan kemunafikan.

Ini karena bahasa Arab adalah bahasa kaum Muslimin dan bahasa Farsi adalah bahasa kaum Majusi, maka berbicara dengan bahasa Farsi berarti serupa dengan kaum Majusi.

Ketika beliau mendengar seseorang tawaf berbicara dengan bahasa Farsi, beliau memegang lengannya dan berkata; “Carilah jalan untuk berbicara dengan bahasa Arab!”.


Yang kelima; Bahasa Arab dapat menjadikan sikap khusyuk dalam beribadah. Ini karena Khusyuk secara gampangnya adalah konsentrasi dan pengahayatan, dan tidak mungkin mampu konsentrasi dan menghayati Al-Quran dan dzikir-dzikir kecuali dengan memahami maknanya.

Padahal Khusyuk merupakan tanda-tanda orang mukmin;

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

[Al-Anfal 2]: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ، الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

[Al-Mukminun 1-2]: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam Shalatnya

Jika anda melantuntunkan Al-Quran atau dzikir-dzikir tanpa mengetahui maknanya maka anda sama saja dengan burung beo atau atau sebuah kaset.


Yang keenam; bahasa Arab menambah kecerdasan, menambah agama dan akhlaq.

Allah berfirman;

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

[Yusuf 2]: Sesungguhnya kami menurunkan Qur’an berbahasa Arab supaya kalian berpikir

Sahabat Umar berkata;

قال عمر بن الخطاب تعلموا العربية فإنها تثبت العقل وتزيد فى المروءة

Belajarlah bahasa Arab karena ia menguatkan akal dan menambah kehormatan.

Ibnu Taimiyyah berkata;

واعلم أن اعتياد اللغة يؤثر في العقل والخلق والدين تأثيرا قويا بينا ويؤثر أيضا في مشابهة صدر هذه الأمة من الصحابة والتابعين ومشابهتهم تزيد العقل والدين والخلق

Dan ketahuilah bahwasanya membiasakan bahasa Arab menimbulkan efek kuat yang jelas pada akal, akhlak dan agama, dan juga menimbulkan keserupaan dengan para pendahulu Umat Muhammad berupa para sahabat dan tabi’in, sedang menyerupai mereka menambah akal, agama dan akhlak.


Yang ketuju; (bagi para penghafal Al-Quran) bahasa Arab membantu mempermudah hafal Al-Quran.

Sahabat Ubay bin Ka’b berkata;

أبي بن كعب قال تعلموا العربية كما تعلمون حفظ القرآن عن

Belajarlah bahasa Arab untuk belajarnya kalian menghafal Al-Quran.

Menghapal Al-Quran yang benar adalah dengan menghapal, memahami untuk kemudian mengamalkannya, yang demikian mustahil tanpa adanya kemampuan berbahasa Arab. Dengan bahasa Arab seorang penghapal Al-Quran akan dengan mudah mengetahui kalimat ini i’robnya dibaca apa, harakatnya bagaimana, sekaligus mengetahui mengapa kalimat ini Nakiroh, mengapa yang ini Ma’rifat, mengapa kalimat ini didahulukan, dan lain sebagainya.

Seorang yang dikarunia kefahaman terhadap Al-Quran sungguh berarti Allah telah menganugerahinya kebaikan yang terhitung banyaknya.

Dalam firman Allah :

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا

[Al-Baqarah 269]: Allah menganugerahkan al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi kebaikan yang banyak.

Sahabat Ibn Abbas berkata : “Hikmah adalah Alquran” yakni tafsirnya.


Perkataan para Ulama

Ibnu Katsir berkata mengenai firman Allah;

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

[Yusuf 2]: Sesungguhnya kami menurunkan Qur’an berbahasa Arab supaya kalian berpikir

Yang demikian karena bahasa Arab adalah bahasa paling fasih dan paling jelas, paling luas, dan paling banyak dalam mendatangkan makna-makna yang terdapat dalam hati, itulah sebabnya diturunkahlah paling mulia-mulianya kitab dengan semulia-mulianya bahasa.

Imam Syafi’i berkata;

ولهذا نقول ينبغي لكل واحد يقدر على تعلم العربية أن يتعلمها لأنها اللسان الأولى مرغوباً فيه من غير أن يحرم على أحد أن ينطق بالعجمية

Dan karena itu, kami berpendapat bahwa sepatutnya bagi setiap orang yang mampu belajar bahasa Arab untuk mempelajarinya, dikarenakan ia adalah bahasa paling utama yang disukai dengan tanpa mengharamkan berbicara dengan bahasa Ajam.

وسئل الحسن البصري، ما تقول في قوم يتعلمون العربية ؟ فقال : أحسنوا ، يتعلمون لغة نبيهم.

Hasan Al-Bashri ditanya; “Bagaimana pendapatmu mengenai kaum yang belajar bahasa Arab?”, Beliau menjawab; “Mereka telah berbuat kebaikan, mereka belajar bahasa Nabi mereka.”

Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata;

ما أحدث الناس مروءة أعجب من تعلم الفصاحة

“Tidaklah manusia memunculkan kehormatan yang lebih mengherankan dari pada belajar Fashahah (Fasih berbahasa Arab)

Harb Al-Karmani berkata;

وقال حرب الكرماني ، قلت لأحمد : فإن للفرس أياماً وشهوراً يسمونها بأسماء لا تعرف ؟ فكره ذلك أشد الكراهة

“Aku bertanya kepada Imam Ahmad: “Sesungguhnya pada kaum Farsi terdapat hari-hari dan bulan-bulan yang mereka namai dengan nama-nama yang tidak dikenal.” Maka beliau memakruhkannya dengan sangat.”

Imam Malik bahkan berkata;

من تكلم في مسجدنا بغير العربية أخرج منه

Barang siapa berbicara dalam masjid kita dengan selain bahasa Arab, maka ia dikeluarkan darinya.

Ibnu Taimiyyah berkata;

ولهذا كان المسلمون المتقدمون لما سكنوا أرض الشام ومصر ولغة أهلهما رومية وارض العراق وخراسان ولغة أهلهما فارسية وأهل المغرب ولغة أهلها بربرية عودوا أهل هذه البلاد العربية حتى غلبت على أهل هذه الأمصار مسلمهم وكافرهم وهكذا كانت خراسان قديما ثم إنهم تساهلوا في أمر اللغة واعتادوا الخطاب بالفارسية حتى غلبت عليهم وصارت العربية مهجورة عند كثير منهم ولا ريب أن هذا مكروه

Karena itulah kaum muslimin yang terdahulu, ketika mereka menetap di Syam dan Mesir, sedang bahasa keduanya adalah bahasa Rum, menetap di bumi Irak dan Khurasan sedang bahasa penduduknya bahasa Farsi, mereka menetap di Magrib sedang bahasa penduduknya bahasa Barbar, mereka membiasakan bahasa Arab kepada para penduduk negeri-negeri ini, sehingga bahasa Arab menjadi biasa atas penduduk negeri-negeri ini, muslim maupun kafir. Begitu juga yang terjadi pada Khurasan pada masa lalu, kemudian mereka bersikap sembrono dalam masalah bahasa dan membiasakan bahasa Farsi sehingga menjadi biasa atas mereka, dan jadilah bahasa Arab ditinggalkan bagi sebagianbesar mereka, dan tidak disangsikan bahwa hal ini hukumnya makruh.


Hukum mempelajari bahasa lain

Adapun mempelajari bahasa lain seperti bahasa Inggris maka tidak mengapa asal dengan tujuan benar, namun dengan tetap mengutamakan bahasa Arab, bagaimana mungkin bagi seorang mukmin yang beriman kepada Allah dan Hari akhir bisa lebih mementingkan bahasa Inggris dari pada bahasa Al-Quran yang dengannya tercapai kebahagiaaan dunia dan akhirat??

Apalagi jika tujuan mempelajari bahasa inggris adalah untuk berdakwah atau agar terhindar dari tipu daya musuh-musuh Islam.

Utsaimin berkata;

“Aku sendiri berangan-angan, andai saja aku bisa menguasai bahasa Inggris. Sungguh, aku melihat terdapat manfaat yang amat besar bagi dakwah jika saja bahasa Inggris bisa kukuasai. Karena jika kita tidak menguasai bahasa tersebut, bagaimana kita bisa berdakwah jika ada yang masuk Islam di hadapan kita.”

Tentu saja untuk berdakwah diperlukan pemahaman agama yang dalam, sedang pemahaman agama yang dalam tidak dapat dicapai kecuali setelah menguasai bahasa Arab.

Wallahu A'lam... ^_^

Save Page URL


SHARE TWEET
Terimakasih sudah membaca artikel Mengapa Harus Belajar Bahasa Arab dengan URL https://oase-fiza.blogspot.com/2012/01/mengapa-harus-belajar-bahasa-arab.html. Sempatkan juga untuk membaca artikel-artikel menarik lainnya.

0 komentar:

Tulis komentar anda untuk artikel Mengapa Harus Belajar Bahasa Arab di atas!